Senin, 27 Oktober 2014
Hineni... Hineni... Hineni...
Ku bersujud, terlarut dalam hadirat yang melantunkan ketenangan,
yang meresapkan damai hingga ke ulu nadi.
Ku tersungkur, tenggelam dalam Roh yang mendekap lekat,
yang menawan raga dan melumat daging sampai terkikis habis.
Ku perhadapkan destiny dan gelora yang meletup-letup membanjiri ruang imaji.
Ku sematkan hinenii, biar terpatri bersama segala kerendahan hati.
Perkenankan aku merengkuh hatiMu, mengisinya dengan cinta.
Perkenankan aku, memanggilMu Bapa.
Puisi ini hasil dari keisengan merenung. Dan lagi-lagi 'hineni' yang muncul.
Tuhaaaaannnnn, ingatkan aku untuk selalu rendah hati... Ingatkan aku untuk selalu HINENI...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar